Bayangan Gadis yang Menghantui
Oleh Arif Zulfikar
Aku
mulai tersadar, dan telah terbangun dari perjalanan indah mimpi semuku bersama
gadis pujaanku. Aku telah membuka mata setelah sekian lama terpejam
menikmati malam indahku, berkelana menanti senja kala siang bangunkanku. Gadis tempat
kumenggantung asa telah lama pergi. Ia
tak pernah kembali sejak dia memutuskan untuk pergi. Meski mentari senja tak jenuh
untuk menunggu si Gadis cantik untuk kembali dalam kehidupanku. Aku tak
mengerti alasan dia pergi begitu saja. Tak ada alasan ,tak ada keterangan ,Gadis
pun tiada di sisiku lagi. Saat itulah aku berpikir mungkin hanya kesalahpahaman yang membuat Gadis
tersebut tidak nyaman lagi bersamaku. Aku terus merenung dan bercermin apa
kesalahanku dan dimana kesalahanku. Saat itu pula aku merasa benar-benar
kehilangan sosok yang aku cintai. Sosok penyemangat hidup yang setiap hari
mendorongku dari keterpurukan. Ia yang juga menjadi penasehat aku ketika aku
melakukan kesalahan. Mungkinkah ia sudah bosan untuk melakukan itu kepadaku.
Aku
masih mengenang masa dimana kita berdua bercanda tawa. Saat itulah kita saling
melempar senyuman yang indah. Banyak hal yang kita jadikan bahan pembicaraan
sebagai bagian dari kehidupan kelak. Hal yang menjadikan kita lebih mengetahui
satu sama lain. Demi sebuah kenyamanan yang akan terjalin erat. Menjauh dari
rasa ego masing-masing agar tak ada pertikaian yang terjadi. Berjalan bersama
sesuai rencana yang dijanjikan. Namun semua itu telah tiada dan tak berguna.
Hanya penyesalan yang menyelimuti di senja setiap hari. Merenung dan berdiam
diri yang menjadi sebuah kebiasaanku selama senja menjelang malam. Harapan yang
pupus juga menghiasiku di saat akan terlelap dalam tidurku. Bayanganmu yang
selalu menghantuiku membuat aku ketakutan untuk memimpikanmu.
Aku
telah terbangun di pagi hari, aku menyadari bahwa kedatangan Gadis itu di masa
kehidupanku sangat berarti. Tak ada syair maupun puisi yang bisa menjelaskan
semua itu. Hanya surat dari Tuhanlah yang mampu menjelaskan semuanya. Hampa
terasa saat aku akan begerak dan beranjak pergi. Aku berpikir “Mungkinkah ia
merindukanku?”. Tak ada jawaban dari angin yang mengisyaratkan. Semua menjadi
berbeda dan tak sempurna. Aku hanya bisa mengambil hikmah dari apa yang aku
alami. Sesungguhnya masalah di hidup akan menjadikan diri lebih kuat. Alasannya
karena bumi tak mau menerima jiwa-jiwa yang lemah. Mencoba mengikhlaskan menjdi
pembelajaran di pagi hari setelah terbangun dari mimpi. Melupakan menjadi
kewajiban yang harus aku jalani.
Saat
matahari bersinar terang, aku pun berpikir ”Mungkinkah ia mendapatkan seorang
pengganti yang lebih baik?”. Kalimat yang pertama kali muncul di pikiranku saat
memanjakan jiwa raga. Gadis yang pergi tak tahu kemana dia beranjak dan
menghilang jejak. Jika saat itu dia bilang aku tidak sempurna dan belum baik,
maka saat itulah aku akan mencoba memperbaiki diri dari segala yang ada dari
diriku. Hanya diam dan sunyi yang ada yang membuatku menjadi semakin buruk di
mata Gadis itu. Bibirku juga tak mampu untuk berucap tentang hal itu. Bahkan
hatiku tak berkenan untuk itu. Mungkin kurang pekanya aku dengan Gadis itu. Apa
aku yang masih seperti anak-anak atau ia yang belum bsa menerima kedewasaan.
Akan tetapi aku tak menyalahkan itu. Jika memang semua telah ditetapkan oleh
rencana Tuhan, maka semua tak bisa dirubah.
Hari
mulai senja, tak terasa bisa melewati kehidupan tanpa seorang pendamping. Aku
yang selalu berdansa di ujung gelisah mampu bertahan walau diterjang berbagai
halauan. Malam pun mulai menghampiri. Aku yang masih terpejam dan tak juga
terlelap. hembusan nafasku, ku sebut namamu. Aku yang menyebar benih cinta
namun ia tiada menuai buah cintaku. Yang ada hanya sekuntum rindu. Cintaku tak
harus miliki dirimu meski perih mengiris. Iris segala janji. Disetiap Sangat
pahit ketika apa yang kita janjikan menjadi sebuah kemunafikan.
Jika memnag
ia sudah menemukan penggantiku dan menjadi pendamping yang lebih baik, hanya
senyuman yang bisa aku berikan. Walau hati terasa perih tapi aku mencoba tegar
dan merelakan apa yang sudah terjadi. Jika mungkin akan terjadi seperti dahulu,
aku dan ida akan bersatu kembali, Rasanya sangat mustahil. Aku juga tidak akan
mau menerima ia kembali karena aku takut akan hal ini akan terjadi. Di Alam
semesta ini tidak ada satu bintang yang indah dan terang, tapi masih banyak
yang lebih indah dan lebih terang. Bunga mawarpun jika sudah layu, tidak akan
bisa segar kembali. Bubur juga tidak akan bisa kembali menjdai nasi. Aku yakin
akan rencana Tuhan yang lebih baik . Sesekali jangan menyalahkan keadaan,
apapun ynag terjadi adalah campur tangan Tuhan. Aku berpikir selalu ada cinta,
untuk menjalani semua keikhlasan dan ada
selalu sayang yang melengkapi penantian. Cinta mungkin akan memberikan luka,
tapi luka akan membuatmu lebik dewasa. Aku akan mencoba terbiasa hidup
sendirian dan aku yakin akan lebih menghargai yang namanya kasih sayang.
Bersabarlah rindu, waktu takkan berkhianat dan waktu akan menempatkanmu
ditempat seharusnya kau berada, dan aku percaya itu.
Aku yang tidak begitu percaya! Tulisan sebelum diunggah, dicek dulu Bro untuk mengurangi kesalahan.!
BalasHapus