Selasa, 17 Februari 2015

Bayangan Gadis yang Menghantui
Oleh Arif Zulfikar

Aku mulai tersadar, dan telah terbangun dari perjalanan indah mimpi semuku bersama gadis pujaanku. Aku telah membuka mata setelah sekian lama terpejam menikmati malam indahku, berkelana menanti senja kala siang bangunkanku. Gadis tempat kumenggantung asa telah lama pergi. Ia tak pernah kembali sejak dia memutuskan untuk pergi. Meski mentari senja tak jenuh untuk menunggu si Gadis cantik untuk kembali dalam kehidupanku. Aku tak mengerti alasan dia pergi begitu saja. Tak ada alasan ,tak ada keterangan ,Gadis pun tiada di sisiku lagi. Saat itulah aku berpikir  mungkin hanya kesalahpahaman yang membuat Gadis tersebut tidak nyaman lagi bersamaku. Aku terus merenung dan bercermin apa kesalahanku dan dimana kesalahanku. Saat itu pula aku merasa benar-benar kehilangan sosok yang aku cintai. Sosok penyemangat hidup yang setiap hari mendorongku dari keterpurukan. Ia yang juga menjadi penasehat aku ketika aku melakukan kesalahan. Mungkinkah ia sudah bosan untuk melakukan itu kepadaku.

Aku masih mengenang masa dimana kita berdua bercanda tawa. Saat itulah kita saling melempar senyuman yang indah. Banyak hal yang kita jadikan bahan pembicaraan sebagai bagian dari kehidupan kelak. Hal yang menjadikan kita lebih mengetahui satu sama lain. Demi sebuah kenyamanan yang akan terjalin erat. Menjauh dari rasa ego masing-masing agar tak ada pertikaian yang terjadi. Berjalan bersama sesuai rencana yang dijanjikan. Namun semua itu telah tiada dan tak berguna. Hanya penyesalan yang menyelimuti di senja setiap hari. Merenung dan berdiam diri yang menjadi sebuah kebiasaanku selama senja menjelang malam. Harapan yang pupus juga menghiasiku di saat akan terlelap dalam tidurku. Bayanganmu yang selalu menghantuiku membuat aku ketakutan untuk memimpikanmu.

Aku telah terbangun di pagi hari, aku menyadari bahwa kedatangan Gadis itu di masa kehidupanku sangat berarti. Tak ada syair maupun puisi yang bisa menjelaskan semua itu. Hanya surat dari Tuhanlah yang mampu menjelaskan semuanya. Hampa terasa saat aku akan begerak dan beranjak pergi. Aku berpikir “Mungkinkah ia merindukanku?”. Tak ada jawaban dari angin yang mengisyaratkan. Semua menjadi berbeda dan tak sempurna. Aku hanya bisa mengambil hikmah dari apa yang aku alami. Sesungguhnya masalah di hidup akan menjadikan diri lebih kuat. Alasannya karena bumi tak mau menerima jiwa-jiwa yang lemah. Mencoba mengikhlaskan menjdi pembelajaran di pagi hari setelah terbangun dari mimpi. Melupakan menjadi kewajiban yang harus aku jalani.

Saat matahari bersinar terang, aku pun berpikir ”Mungkinkah ia mendapatkan seorang pengganti yang lebih baik?”. Kalimat yang pertama kali muncul di pikiranku saat memanjakan jiwa raga. Gadis yang pergi tak tahu kemana dia beranjak dan menghilang jejak. Jika saat itu dia bilang aku tidak sempurna dan belum baik, maka saat itulah aku akan mencoba memperbaiki diri dari segala yang ada dari diriku. Hanya diam dan sunyi yang ada yang membuatku menjadi semakin buruk di mata Gadis itu. Bibirku juga tak mampu untuk berucap tentang hal itu. Bahkan hatiku tak berkenan untuk itu. Mungkin kurang pekanya aku dengan Gadis itu. Apa aku yang masih seperti anak-anak atau ia yang belum bsa menerima kedewasaan. Akan tetapi aku tak menyalahkan itu. Jika memang semua telah ditetapkan oleh rencana Tuhan, maka semua tak bisa dirubah.

Hari mulai senja, tak terasa bisa melewati kehidupan tanpa seorang pendamping. Aku yang selalu berdansa di ujung gelisah mampu bertahan walau diterjang berbagai halauan. Malam pun mulai menghampiri. Aku yang masih terpejam dan tak juga terlelap. hembusan nafasku, ku sebut namamu. Aku yang menyebar benih cinta namun ia tiada menuai buah cintaku. Yang ada hanya sekuntum rindu. Cintaku tak harus miliki dirimu meski perih mengiris. Iris segala janji. Disetiap Sangat pahit ketika apa yang kita janjikan menjadi sebuah kemunafikan.


Jika memnag ia sudah menemukan penggantiku dan menjadi pendamping yang lebih baik, hanya senyuman yang bisa aku berikan. Walau hati terasa perih tapi aku mencoba tegar dan merelakan apa yang sudah terjadi. Jika mungkin akan terjadi seperti dahulu, aku dan ida akan bersatu kembali, Rasanya sangat mustahil. Aku juga tidak akan mau menerima ia kembali karena aku takut akan hal ini akan terjadi. Di Alam semesta ini tidak ada satu bintang yang indah dan terang, tapi masih banyak yang lebih indah dan lebih terang. Bunga mawarpun jika sudah layu, tidak akan bisa segar kembali. Bubur juga tidak akan bisa kembali menjdai nasi. Aku yakin akan rencana Tuhan yang lebih baik . Sesekali jangan menyalahkan keadaan, apapun ynag terjadi adalah campur tangan Tuhan. Aku berpikir selalu ada cinta, untuk menjalani semua keikhlasan  dan ada selalu sayang yang melengkapi penantian. Cinta mungkin akan memberikan luka, tapi luka akan membuatmu lebik dewasa. Aku akan mencoba terbiasa hidup sendirian dan aku yakin akan lebih menghargai yang namanya kasih sayang. Bersabarlah rindu, waktu takkan berkhianat dan waktu akan menempatkanmu ditempat seharusnya kau berada, dan aku percaya itu.

1 komentar:

  1. Aku yang tidak begitu percaya! Tulisan sebelum diunggah, dicek dulu Bro untuk mengurangi kesalahan.!

    BalasHapus